Saturday, November 24, 2007

LAPORAN DARI TELLO: Minim Animo Masyarakat Pulau-Pulau Batu Berobat di Rumah Sakit

( Catatan Perjalanan Taripar Hutagalung )

Pulau-Pulau Batu/Tello: 19 November 2007
Animo masyarakat Kecamatam Pulau–Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan untuk berobat di rumah sakit masih rendah, khususnya warga yang tinggal di pulau – pulau kecil seperti pulau Tanamasa, Sibaranum dan Sipika. Warga di pulau-pulau kecil ini masih mempercayai pengobatan tradisional.

Hal itu dikatakan Kepala Rumah Sakit Tello Dokter Yulia Yustina Marampak kepada Wartawan, di Desa Loboi Pulau Tello Nias Selatan, Senin (19/11). Menurut dokter asal Tanah Toraja Sulawesi Selatan ini, penyakit yang banyak diderita masyarakat di daerah ini adalah TBC dan Gizi Buruk.

Ia menambahkan, tingkat kematian usia muda di wilayah tersebut termasuk sangat tinggi. Dari hasil temuan selama dua tahun terakhir ini, dari 304 anak yang didata dengan usia 1 hingg 2 tahun sedikitnya 42 anak dinyatakan positif gizi buruk.

Mengenai pola berobat, selama ini masyarakat pulau – pulau batu lebih cenderung mengkonsumsi obat ringan yang dijual di warung – warung ketimbang berobat ke rumah sakit.

Rumah Sakit Tello
Saat ini di Pulau Telo telah berdiri Rumah Sakit yang dibangun oleh organisasi Medical Assistant Program atau MAP International sebagai bagian dari kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kepulauan Nias yang dikoordinir oleh BRR Perwakilan Nias. Rumah sakit ini telah beroperasi sejak 15 Maret 2007. Fasilitas Rumah Sakit Tello terdiri dari Poliklinik Umum Kesehatan Ibu dan Anak, terdiri dari ruang bersalin dan ruang rawat inap ibu, bayi dan anak. Selain itu poliklinik gigi, instiaasi gizi serta konsultasi hinpertensi yang juga dilengkapi ruang operasi.

Rumah sakit ini dibangun atas kerjasama MAP International dengan Yayasan Surya Kebenaran International memiliki fasilitas rawat jalan dan rawat inap sebanyak 37 beds ditambah 10 beds untuk balita. Dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti ruang UGD/ER, Laboratorium, radiology, operation theater room (ruang operasi), pharmacy dan Rawat Gigi ( Dental Clinic).

Menurut Elvi Siahaan sebagai contact person MAP International, rumah sakit Tello saat ini ditangani oleh 35 orang medis dan non medis lainnya yang berasal dari dalam dan luar pulau Nias. Staff – staff yang kompeten telah didatangkan dari luar pulau Nias untuk bertugas di rumah sakit ini dan sekaligus mendampingi dan bekerjasama dengan team medis yang berasal dari daerah setempat.

Rumah sakit ini melayani 2.000 hingga 3000 jiwa penduduk yang mendiami satu kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Batu di Kabupaten Nias Selatan. Terdapat 101 pulau kecil di kawasan ini, namun hanya beberapa pulau yang didiami, yaitu Pulau Tello, Tanamasa, Sibaranum, Pini dan Hibala

“Masyarakat masih takut untuk berobat. Masyarakat tampak takut dengan baiaya pengobatan karena melihat rumah sakit yang mewah. Padahal tidak demikian, karena biaya rawat inap hanya berkisar Rp. 15 ribu per-hari, sudah termasuk makan”, demikian ujar dokter Yulia sambil menambahkan bahwa pihaknya telah mensosialisakan perihal biaya ini kepada masyarakat, melalui rapat desa, pertemuan-pertemuan lainnya.

Membangun Perekonomian di Kawasan Perbatasan
Mata pencaharian masyarakat di wilayah ini adalah nelayan dan petani kelapa. Sumber penghasilan yang minim menyebabkan mereka sulit secara ekonomi dan upaya pemeliharaan kesehatan. Untuk berobat ke RS Tello, penduduk yang mendiami beberapa pulau kecil harus membiayai ongkos transportasi melalui laut yang berbiaya cukup mahal.

Meskipun BRR Perwakilan Nias telah membangun berbagai sarana infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan dan bandara di wilayah ini, masyarakat belum dapat memanfaatkan secara maksimal. Transportasi darat di daerah ini hanya motor dan becak.

Perekonomian masyarakat yang mendiami Kepulauan terluar di kawasan terbarat Indonesia harus dibangun lebih baik. BRR Nias telah memulai dengan pembangunan infrastruktur transportasi, namun harus didukung dengan pembangunan pada bidang ekonomi. Pengembangan daerah perbatasan ini perlu mendapat perhatian yang lebih tinggi dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

101 pulau di kawasan ini sangat indah dan berpotensi untuk pengembangan wisata. Saat ini telah ada beberapa pulau yang dijadikan sebagai kawasan wisata oleh warga dari luar negeri. BRR Perwakilan Nias berencana melakukan pengembangan ekonomi di wilayah kepulauan ini untuk mendukung pembangunan yang lebih baik pada masa mendatang.