tag:blogger.com,1999:blog-311643962024-03-21T16:53:00.025-07:00Berita NiasBerita-berita di media massa umumBRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-71883686712782907622008-11-04T02:05:00.000-08:002008-11-04T02:09:52.539-08:00Kini Gunungsitoli-Lahewa Dapat Ditempuh dalam Waktu Dua JamThu, 30 October 2008 13:36:58<br /><br /><span style="color:#ff6666;">Laporan Junianto Dachi (BRR)</span><br /><br /><strong>Gunungsitoli (NiasIsland.Com)<br /></strong>Jalan propinsi yang menghubungkan Gunungsitoli -Lahewa yang berjarak ± 80 km telah dan sedang diperbaik dan jalan alternatif menuju Lahewa melalui Bogali dan Lotu, yang adalah jalan Kabupaten Nias, telah diperbaiki dengan pelapisan aspal hotmix.<br /><br />Perbaikan sarana transportasi ini telah mengurangi secara drastis waktu tempuh dari Gunungsitoli ke Lahewa.<br /><br />Kalau sebelum tahun 2005 (sebelum bencana gempa bumi) waktu tempuh Gunungsitoli-Lahewa dengan kendaraan mobil mencapai hampir 5 jam, maka saat ini waktu tempuh normal hanya sekitar 2 jam. Kalau menggunakan sepeda motor, waktu tempuh malah lebih cepat, sekitar 1,5 jam.<br /><br />Meskipun demikian, beberapa ruas jalan propinsi belum dikerjakan terutama di kawasan antara Sawo ke Lotu. Pada ruas ini menurut rencana akan dikerjakan hingga tahun 2009 mendatang oleh IREP dengan sumber dana dari BRR dan Multi Donor Fund (MDF) yang dikelola oleh World Bank. Untuk itu, bagi mereka yang hendak berpergian ke Lahewa dianjurkan melalui ruas alternatif jalan kabupaten yang telah diperbaiki, yaitu melewati Bogali, Ombolata dan tembus ke Lotu.<br /><br />Selain itu, ada 2 jembatan yang saat ini sedang dikerjakan, yaitu jembatan Moawo dan Jembatan Muzoi yang dikerjakan dari anggaran BRR Nias ini diperkirakan rampung pada akhir tahun 2009.<br /><br />Warga Lahewa, Hanati Lase saat di temui dikediamannya di jalan Makam Pahlawan Desa Mudik Kec. Gunungsitoli Nias, Selasa (28/10), mengaku bangga dan berterima kasih dengan pembangunan jalan tersebut. “Kita merasa bersyukur, sejak BRR hadir, jalan di Kab Nias kini menjadi bagus, dan Kab Nias yang dulunya minim pembangunan akibat anggaran Pemerintah Daerah yang terbatas, kini telah bercahaya. (Junianto Dachi, BRR)BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-70561535879748507382008-10-30T02:01:00.000-07:002008-10-30T02:05:34.856-07:00BRR Meraih Penghargaan InternasionalSelasa, 21 Oktober 2008 00:56 WIB<br />Jakarta, Kompas - Hasil pengembangan sistem teknologi informasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias meraih penghargaan internasional Government Technology Award 2008. BRR diberi penghargaan sebagai pemenang kategori Manajemen Informasi, antara lain memudahkan penelusuran dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-tsunami 2004 sebanyak 1.663 proyek dengan komitmen dana 3,8 miliar dollar AS dari seluruh dunia.<br /><br />”Sistem informasi disusun up to date, transparan, dan akuntabel untuk mengetahui pembangunan kembali wilayah yang hancur karena tsunami pada garis pantai sepanjang 800 kilometer,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Eddie R Darajat, Senin (20/10) di Jakarta.<br /><br />Penghargaan itu diterima Eddie sebagai pemenang ”Best Practise Information Management Government Technology 2008” oleh institusi Futuregov dari Singapura pada Jumat pekan lalu di Bali. Menurut Eddie, sistem teknologi informasi BRR itu memuat data basis pemulihan Aceh dan Nias, serta data geospasial pembangunan permukiman.<br /><br />”Dari sejumlah 621 agen pemberi dana yang berkomitmen memberikan 3,8 miliar dollar AS, sampai sekarang realisasi penyampaian dananya mencapai 2,7 miliar dollar AS,” kata Eddie.<br /><br />Dia mengatakan, sistem teknologi informasi itu dapat diakses publik melalui jaringan internet dengan situs www.rand. brr.go.id.<br /><br />BRR sendiri masih akan menyempurnakan sistem informasi itu untuk dipaparkan ke dalam kegiatan Coordination Forum for Aceh-Nias (CFAN) IV pada 16-17 Februari 2009 di Jakarta Convention Center.<br /><br />Direktur Donor dan Hubungan Internasional BRR Heru Prasetyo mengatakan, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sistem teknologi informasi yang dikembangkan BRR. Transparansi dan akuntabilitas dapat menjadi pelajaran penting. (NAW)BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-20715226748052866902008-08-24T20:05:00.000-07:002008-08-24T20:05:56.967-07:00BRR Nias Kecewakan Masyarakat Alasa<a href="http://www.waspada.co.id/Berita/Sumut/BRR-Nias-kecewakan-masyarakat-Alasa.html">Waspada Online</a><br /><br /> Saturday, 23 August 2008 07:29 WIB<br /><br /><span style="font-size: 10pt; font-family: trebuchet ms,geneva;"> GUNUNGSITOLI - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Perwakilan Nias telah mengecewakan masyarakat Kecamatan Alasa dan sekitarnya. Kekecewaaan masyarakat disebabkan karena gagalnya pembangunan ruas Jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula yang didanai oleh World Bank berbiaya Rp 120 miliar dan telah ditenderkan pada bulan Juni 2008.<br /><br />Kekecewaan itu diungkapkan Camat Alasa Talumuzoi, Edison Hulu pada saat beraudiensi dengan Pimpinan BRR Perwakilan Nias Kamis (21/8) di Aula Kantor BRR Perwakilan yang diterima pimpinan BRR Nias William P. Sabandar. Turut hadir para pimpinan partai Kecamatan Alasa, tokoh masyarakat, Tokoh Pemuda, Akademisi serta Ketua Persatuan Masyarakat Alasa Bina Kasih, HS. HULU,SE dan tokoh LSM PHP Nias, B.Desman Hulu,BA.<br /><br />Akibat gagalnya pembangunan jalan menuju Alasa telah menimbulkan amarah dan kekecewaan masyarakat dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan Alasa, Hiliduho Alasa Talumuzoi, serta Masyarakat Kecamatan Tugala Oyo, " dan apabila pada pertemuan audiensi ini tidak ada keputusan dari pihak BRR Nias untuk melanjutkan program pembangunan Jalan ke Alasa, maka masyarakat dari 4 kecamatan akan melakukan demo besar-besaran dan telah mempersiapkan 35 truk untuk mengangkut masyarakat menuju kantor BRR perwakilan Nias", tegas Edison Hulu.<br /><br />Ungkapan kekecewaan juga disampaikan Camat Alasa, Adieli Hulu,BA, bahwa kegagalan pembangunan jalan di kecamatan Alasa dan sekitarnya telah mencoreng kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Kecamatan karena rencana pembangunan tersebut telah disosialisasikan secara luas kepada masyarakat agar masyarakat dapat mendukung dan berswadaya, untuk itu diharapkan kepada BRR Perwakilan Nias dapat memenuhi janjinya kepada masyarakat Alasa untuk segera merealisasikan pembangunan jalan tersebut pada tahun 2008 ini.<br /><br />Salah seorang Tokoh Pemuda Alasa, Yostinus Hulu,SE yang turut hadir dalam pertemuan mengkritik BRR Nias yang bersikap diskriminatif dan berlaku tidak adil terhadap masyarakat Alasa, karena sudah 3 tahun lamanya masyarakat menunggu pembangunan, namun yang ada dari BRR Nias hanya janji-janji muluk tanpa kenyataan, sedangkan pembangunan di kecamatan lain sudah berjalan pembangunannya.<br /><br />Sebelumnya juga Bupati Nias telah menyurati BRR perwakilan Nias melalui surat nomor 620/3499/PPW-PPJ/2008 19 Agustus 2008 tentang penanganan jalan terbengkalai ruas Gunungsitoli-Alasa-Tumula. Dalam surat itu Bupati Nias menyampikan, sejak adanya BRR di Kepulauan Nias ruas jalan dimaksud tidak ditangani Pemda Nias disebabkan adanya komitmen IREP/IRRF dan BRR NAD-NIAS untuk merehabilitasi dan merekonstruksi ruas jalan itu, dan mengingat kondisi jalan pada saat ini hampir terputus dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Diharapkan kepada BRR segera merealisasikan pembangunan ruas jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula.<br /><br />Pimpinan BRR Nias, William P. Sahbandar membantah kalau program pembangunan jalan ruas Gunungsitoli – Alasa – Tumula telah digagalkan oleh BRR NAD-Nias, pihak Donatur dalam hal ini World Bank telah menangguhkan program itu karena proses tender yang dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di Banda Aceh telah gagal. Kegagalan disebabkan semua kontraktor yang menawar pekerjaan nilai penawarannya lebih 70 persen dari nilai HVS proyek. "Isu pembangunan jalan ruas Gunungsitoli-Alasa-Tumula tidak dibangun adalah tidak benar, yang ada hanya kendala teknis. Sampai hari ini di Bank Dunia tetap tercatat program pembangunan jalan, namun tidak bisa ditenderkan tahun ini" jelas William<br /><br />BRR NAD-Nias menggaransi pembangunan jalan ke Alasa akan terlaksana pada tahun 2009, " BRR telah mengalokasikan dana di APBN TA.2009 sebesar biya pembangunan ruas jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula. Hal ini sebagai antisipasi apabila dana dari World Bank gagal, dan pembangunan jalan ini menjadi prioritas utama pada tahun 2009, tidak ada pembangunan jalan di tempat lain tanpa dibangun ruas jalan dari Gunungsitoli menuju Alasa" tegas William. <br /><br /><span style="font-size: 8pt;">(ags/a35)</span></span>BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-49248981389011652932008-08-24T20:00:00.000-07:002008-08-24T21:26:01.593-07:00Masyarakat Desa juga Mampu Bangun Infrastruktur<a href="http://www.waspada.co.id/Berita/Sumut/Masyarakat-desa-juga-mampu-bangun-infrastruktur.html">Waspada Online</a><br /><br /><table class="contentpaneopen"><tbody><tr><td colspan="2" class="createdate" valign="top"> Friday, 15 August 2008 07:12 WIB </td> </tr> <tr><td class="contentheading" width="100%"> Masyarakat desa juga mampu bangun infrastruktur </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=32272" target="_blank" onclick="window.open('http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=32272','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" title="PDF"> <img src="http://www.waspada.co.id/images/M_images/pdf_button.png" alt="PDF" name="PDF" align="middle" border="0" /></a> </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&task=view&id=32272&pop=1&page=0&Itemid=28" target="_blank" onclick="window.open('http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&task=view&id=32272&pop=1&page=0&Itemid=28','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" title="Cetak"> <img src="http://www.waspada.co.id/images/M_images/printButton.png" alt="Cetak" name="Cetak" align="middle" border="0" /></a> </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=32272&itemid=28" target="_blank" onclick="window.open('http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=32272&itemid=28','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=400,height=250,directories=no,location=no'); return false;" title="E-mail"> <img src="http://www.waspada.co.id/images/M_images/emailButton.png" alt="E-mail" name="E-mail" align="middle" border="0" /></a> </td> </tr> </tbody></table> <span style="font-size: 10pt; font-family: trebuchet ms,geneva;"><span style="color: rgb(128, 128, 128);">BOTHANIMAN JAYA TELUMBANUA</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">WASPADA ONLINE</span><br /><br /></span><img style="border: 0px none rgb(255, 255, 255); margin: 5px; float: left;" src="http://www.waspada.co.id/images/stories/agst2008/15-jembatan_psd_botania.jpg" alt="15-jembatan_psd_botania" title="15-jembatan_psd_botania" height="253" width="338" /><span style="font-size: 10pt; font-family: trebuchet ms,geneva;"> PEMBANGUNAN jembatan tampaknya bukan lagi termasuk jenis konstruksi yang hanya bisa dilakukan kontraktor berpengalaman dan memiliki peralatan lengkap. Pembangunan jembatan yang baik juga tidak harus menggunakan peralatan kerja yang canggih, seperti escavator atau alat berat lainnya.<br /><br />Hanya bermodalkan kerjasama dan gotong-royong, seluruh warga, tua-muda, perempuan dan laki-laki dapat turut serta membangun jembatan. Mereka juga secara mandiri membuat pembangian kerja yang adil di antara warga di desa dengan nyaris tidak ada protes.<br /><br />Pembangunan jembatan yang dilaksanakan masyarakat beberapa desa di Nias ini boleh jadi baru pertama terjadi di Indonesia. Pembangunan jembatan yang selama ini dianggap sebagai jenis konstruksi padat modal dan keahlian, ternyata dapat dilaksanakan penduduk yang rata-rata tidak berpendidikan tinggi dan juga tidak berpengalaman dalam bidang kontruksi.<br /><br />"Tidak ada masalah. Kami bisa bangun jembatan. Seluruh masyarakat mendukung," ujar Sekretraris KP4D (Komite Percepatan Pembangunan Prasarana Permukiman Desa) Sadokhi Halawa ketika berdialog dengan Kepala BRR Perwakilan Nias William P. Sabandar, Jumat (8/8) di lokasi pembangunan jembatan di Sungai Lahomi Tiga Kec. Lahomi Nias.<br /><br />Pembangunan jembatan di Sungai Lahomi Tiga adalah salah satu dari 19 jembatan yang saat ini sedang dibangun masyarakat dari program pembangunan Prasarana dan Sarana Desa (PSD) di Kab. Nias. Total jembatan yang dibangun masyarakat ini mencapai 399 meter. Khusus Kab. Nias, program PSD 2008 ini menelan dana senilai Rp8.279.955.000.<br /><br />Terdapat 23 paket progam yang dilaksanakan di 15 kecamatan. Paket program yang dikembangkan berupa 19 buah jembatan, 3 paket jalan dengan total panjang jalan mencapai 22.049 km serta 1 paket pembangunan air minum di Desa Tuhembuasi, Kec. Gido berupa pipanisasi sepanjang 2.600 meter dan pembangunan 2 bak induk dan 5 bak penampung.<br /><br />Menurut Sadokhi Halawa, awalnya mereka ragu dapat membangun jembatan, apalagi melihat lokasi yang sangat curam mencapai kedalaman lebih dari 10 meter dan lebar aliran sungai mencapai lebih dari 30 meter. Keraguan ini akhirnya hilang, karena para fasilitator BRR meyakinkan mereka bahwa masyarakat akan didampingi oleh fasilitator yang bertugas sebagai konsultan bagi masyarakat.<br /><br />Menurut Halawa, jembatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat 3 desa, yaitu Desa Tiga Serangkai, Desa Gunungcahaya dan Desa Onowaembo di Kec. Lahomi yang selama ini terisolasi. Padahal, 3 desa dengan jumlah penduduk sekitar 5.000 orang ini merupakan penghasil utama karet dan kopra.<br /><br />"Selama ini hasil-hasil masyarakat sulit dibawa ke pasar karena tidak ada jalan tembus. Masyarakat hanya dapat memikul hasil produksi mereka melewati sungai yang sering mengalami banjir besar," ujar Halawa yang dibenarkan Ketua KP4D Paustinus Daely.<br /><br />Karena itu, menurut Halawa dan Daely, masyarakat sangat mendukung pembangunan jembatan ini. Sejak awal masyarakat tiga desa bergotong-royong menyiapkan lahan dan mengumpulkan material seperti batu dan pasir.<br /><br />Semangat gotong-royong dan swadaya masyarakat ini menyebabkan anggaran pembangunan jembatan bailey sepanjang 30 meter dan lebar 5 meter ini hanya menelan dana senilai Rp492.306.000 di luar rangka bailey yang disediakan BRR. Anggaran ini sepenuhnya dikelola masyarakat melalui KP4D, termasuk belanja pengadaan material. Dana dicarikan langsung ke rekening KP4D secara bertahap.<br /><br />Menurut Fransiskus Nduru yang bertanggungjawab terhadap seluruh program PSD-BRR di Nias, sebelum memulai proyek pembangunan jembatan, anggota KP4D dan lembaga desa sebagai lembaga monitoring telah diberikan pelatihan mengenai administrasi proyek dan termasuk teknik konstruksi.<br /><br />"Masyarakat telah dipersiapkan dengan pelatian pembukuan dan termasuk bagaimana membuat RPD (Rencana Penggunaan Dana), laporan penggunaan dana dan buku kas. Pelatihan juga dilaksanakan untuk pengembangan pengetahuan konstruksi, yang diikuti Pengurus KP4D dan Lembaga Desa," demikian ujar Frans Ndruru saat mendampingi Kepala BRR Perwakilan William Sabandar mengunjungi beberapa lokasi pembangunan jembatan dan jalan yang menjadi tanggunjawabnya, Sabtu lalu.<br /><br />Menurut Frans, dalam pelaksanaan PSD ini terlihat transfer ilmu terhadap masyarakat berlangsung, sehingga mereka biasa dan terbiasa dengan program pembangunan. Selain itu terjadi efisiensi penggunaan anggaran.<br /><br />"Masyarakat juga dengan sendirinya terbiasa menyelesaikan masalah yang muncul di tingkat desa, karena kita sudah menyiapkan apapun masalahnya harus diselesaikan di desa. Ini mendorong mereka dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri. Pada masa yang akan datang, akan sulit jika kontraktor atau siapa pun menipu masyarakat, karena mereka telah paham tentang berbagai aspek pembangunan," demikian Frans dengan yakin.<br /><br /><span>Teks/credit foto:<br />Masyarakat di berbagai desa di Nias melalui program pembangunan Prasarana Dasar Desa (PSD) secara bergotong royong mampu membangun sarana infrastruktur seperti jembatan dan jalan.(</span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: trebuchet ms,geneva;"><span><em>Waspada</em>/Bothaniman Jaya Telaumbanua)<br /><br />(ags)</span></span>BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-81248578475301801952007-11-24T05:06:00.000-08:002007-11-24T05:21:07.970-08:00LAPORAN DARI TELLO: Minim Animo Masyarakat Pulau-Pulau Batu Berobat di Rumah Sakit( Catatan Perjalanan Taripar Hutagalung )<br /><br />Pulau-Pulau Batu/Tello: 19 November 2007<br />Animo masyarakat Kecamatam Pulau–Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan untuk berobat di rumah sakit masih rendah, khususnya warga yang tinggal di pulau – pulau kecil seperti pulau Tanamasa, Sibaranum dan Sipika. Warga di pulau-pulau kecil ini masih mempercayai pengobatan tradisional.<br /><br />Hal itu dikatakan Kepala Rumah Sakit Tello Dokter Yulia Yustina Marampak kepada Wartawan, di Desa Loboi Pulau Tello Nias Selatan, Senin (19/11). Menurut dokter asal Tanah Toraja Sulawesi Selatan ini, penyakit yang banyak diderita masyarakat di daerah ini adalah TBC dan Gizi Buruk.<br /><br />Ia menambahkan, tingkat kematian usia muda di wilayah tersebut termasuk sangat tinggi. Dari hasil temuan selama dua tahun terakhir ini, dari 304 anak yang didata dengan usia 1 hingg 2 tahun sedikitnya 42 anak dinyatakan positif gizi buruk.<br /><br />Mengenai pola berobat, selama ini masyarakat pulau – pulau batu lebih cenderung mengkonsumsi obat ringan yang dijual di warung – warung ketimbang berobat ke rumah sakit.<br /><br />Rumah Sakit Tello<br />Saat ini di Pulau Telo telah berdiri Rumah Sakit yang dibangun oleh organisasi Medical Assistant Program atau MAP International sebagai bagian dari kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kepulauan Nias yang dikoordinir oleh BRR Perwakilan Nias. Rumah sakit ini telah beroperasi sejak 15 Maret 2007. Fasilitas Rumah Sakit Tello terdiri dari Poliklinik Umum Kesehatan Ibu dan Anak, terdiri dari ruang bersalin dan ruang rawat inap ibu, bayi dan anak. Selain itu poliklinik gigi, instiaasi gizi serta konsultasi hinpertensi yang juga dilengkapi ruang operasi.<br /><br />Rumah sakit ini dibangun atas kerjasama MAP International dengan Yayasan Surya Kebenaran International memiliki fasilitas rawat jalan dan rawat inap sebanyak 37 beds ditambah 10 beds untuk balita. Dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti ruang UGD/ER, Laboratorium, radiology, operation theater room (ruang operasi), pharmacy dan Rawat Gigi ( Dental Clinic).<br /><br />Menurut Elvi Siahaan sebagai contact person MAP International, rumah sakit Tello saat ini ditangani oleh 35 orang medis dan non medis lainnya yang berasal dari dalam dan luar pulau Nias. Staff – staff yang kompeten telah didatangkan dari luar pulau Nias untuk bertugas di rumah sakit ini dan sekaligus mendampingi dan bekerjasama dengan team medis yang berasal dari daerah setempat.<br /><br />Rumah sakit ini melayani 2.000 hingga 3000 jiwa penduduk yang mendiami satu kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Batu di Kabupaten Nias Selatan. Terdapat 101 pulau kecil di kawasan ini, namun hanya beberapa pulau yang didiami, yaitu Pulau Tello, Tanamasa, Sibaranum, Pini dan Hibala<br /><br />“Masyarakat masih takut untuk berobat. Masyarakat tampak takut dengan baiaya pengobatan karena melihat rumah sakit yang mewah. Padahal tidak demikian, karena biaya rawat inap hanya berkisar Rp. 15 ribu per-hari, sudah termasuk makan”, demikian ujar dokter Yulia sambil menambahkan bahwa pihaknya telah mensosialisakan perihal biaya ini kepada masyarakat, melalui rapat desa, pertemuan-pertemuan lainnya.<br /><br />Membangun Perekonomian di Kawasan Perbatasan<br />Mata pencaharian masyarakat di wilayah ini adalah nelayan dan petani kelapa. Sumber penghasilan yang minim menyebabkan mereka sulit secara ekonomi dan upaya pemeliharaan kesehatan. Untuk berobat ke RS Tello, penduduk yang mendiami beberapa pulau kecil harus membiayai ongkos transportasi melalui laut yang berbiaya cukup mahal.<br /><br />Meskipun BRR Perwakilan Nias telah membangun berbagai sarana infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan dan bandara di wilayah ini, masyarakat belum dapat memanfaatkan secara maksimal. Transportasi darat di daerah ini hanya motor dan becak.<br /><br />Perekonomian masyarakat yang mendiami Kepulauan terluar di kawasan terbarat Indonesia harus dibangun lebih baik. BRR Nias telah memulai dengan pembangunan infrastruktur transportasi, namun harus didukung dengan pembangunan pada bidang ekonomi. Pengembangan daerah perbatasan ini perlu mendapat perhatian yang lebih tinggi dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.<br /><br />101 pulau di kawasan ini sangat indah dan berpotensi untuk pengembangan wisata. Saat ini telah ada beberapa pulau yang dijadikan sebagai kawasan wisata oleh warga dari luar negeri. BRR Perwakilan Nias berencana melakukan pengembangan ekonomi di wilayah kepulauan ini untuk mendukung pembangunan yang lebih baik pada masa mendatang.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-9406176936211827602007-04-15T22:32:00.000-07:002007-04-15T22:35:33.264-07:00General Coordination Meeting - InvitationTo : Head of Office/Project Coordinator <br /> <br />Dear Colleagues, <br /> <br />We are inviting you to join recovery coordination meeting on: <br /> <br />Date : Tuesday, 17 April 2007 <br />Venue : BRR Regional Nias Office - Fodo <br />Time : 10.00-12.00 <br />Agenda: 1. Presentation of NISM-3 Output: 2007/8 Action Plan <br /> 2. CFAN & Midterm Review <br /> 3. Unsolved Sectored Issues <br /> 4. Nias Housing 2007 <br /> 5. Coordination Strategy <br /> 6. Security Issues <br /> 7. AOB <br /> <br />Your presence is deemed important not to be represented. <br /> <br />Sincerely Yours, <br /> <br />Sufiet Erlita <br />PA of BRR Nias Director <br />0812 621 5586BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-84521165624561753952007-03-29T23:37:00.000-07:002007-03-29T23:39:50.599-07:00Logo BRR NAD-Nias<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIJwmVsLCKvcyrIIuJK3RRwnhtF4Dn1wGkLuY4hjhBVP4Jg6Oc1BJRFpu5Nd7uaWLK8pnZyf77ggMl0OnC-WBJizgMWVOWiNsK-7qjmk18CCLsGmF7xQYgSOTd7glObtPRfOwEew/s1600-h/Logo_brr+copy.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5047603406839797970" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIJwmVsLCKvcyrIIuJK3RRwnhtF4Dn1wGkLuY4hjhBVP4Jg6Oc1BJRFpu5Nd7uaWLK8pnZyf77ggMl0OnC-WBJizgMWVOWiNsK-7qjmk18CCLsGmF7xQYgSOTd7glObtPRfOwEew/s320/Logo_brr+copy.jpg" border="0" /></a><br /><div></div>BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-89199590721615948582007-01-17T21:17:00.000-08:002007-01-17T22:03:42.386-08:00Rapat Koordinasi Persiapan NISM IIIBRR Perwakilan Nias melaksanakan Coordination Meeting, Kamis (18/01) di Kantor BRR Perwakilan Nias, Fodo Gunungsitoli. Rapat yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan Nias William P. Sabandar ini dihadiri oleh pimpinan beberapa lembaga internasional dan nasional yang terlibat dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi Nias.<br /><br />Agenda utama pertemuan ini adalah persiapan pelaksanaan NISM III, up-date RAN Database, masalah-masalah logistik serta security issues.<br /><br />William menerangkan bahwa Nias Island Stakeholder Meeting (NISM) yang ke-3 menurut rencana diadakan pada 6 Maret 2006 di Jakarta. Kegiatan ini sekaligus diadakan sebagai bagian dari peringatan 2 tahun.<br /><br />Menurut William, NISM III ini diharapkan menjadi forum bagi semua lembaga untuk merefleksikan dan berbagi pengalaman bekerja di Nias dan mengembangkan tujuan yang lebih baik pada masa datang.<br /><br />Selain itu, pertemuan ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang lebih dari biasanya, yaitu bukan hanya untuk meningkatkan komitmen semua stakeholders tetapi juga menjadi pelajaran dan penerapan model penanganan pasca bencana di daerah lain di Indonesia. "Pertanyaannya adalah, dapatkah Nias menjadi suatu model pembangunan kembali daerah pasca bencana?", demikian tutur William.<br /><br />Sesuai 4 pilar strategi rekonstruksi Nias, maka NISM III juga akan membahas 4 topik utama yaitu:<br />1. Perumahan dan Pemukiman (pembanunan 15.000 rumah dan rehab 30.000-45.000 rumah; program air, sanitasi dan lingkungan)<br />2. Ifrastruktur (Transportasi, energy dan telekomunikasi, irigasi, penanganan pantai dan sungai)<br />3. Pengembangan Ekonomi (Pengembangan kapasitas ekonomi serta pengurangan kemiskinan)<br />4. Pembangunan Institusi dan Sumber Daya Manusia (Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Budaya, kapasitas pemerintah daerah)<br /><br />Melengkapi data RAN Databas<br />Berkaitan dengan NISM III maka diharapkan agar semua lembaga yang terlibat dalam Rehab Rekon Nias dapat melengkapi data-data mereka ke dalam sistem RAN Database. Untuk itu diarapkan berbagai lembaga dapat menghubungi Sdri MARSAULINA TAMBUN dari BRR Nias.<br /><br />Photo Exhibition<br />Terkait kegiatan NISM III maka akan diadakan juga kegiatan pameran foto. Untuk itu diharapkan semua lembaga dapat menyiapkan foto-foto kegiatan mereka untuk dapat dipamerkan. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Emanuel Migo dari BRR NiasBRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1164792954472913132006-11-29T01:30:00.000-08:002006-11-29T01:35:54.486-08:00Ribuan Murid Sekolah Nias Menunggu Realisasi Bantuan PendidikanKegiatan Rehabililtasi dan Rekonstruksi sektor pendidikan di Kepulauan Nias telah memberi manfaat cukup berarti, paling tidak bagi 39 ribu murid SD, SMP dan SMA yang telah pindah ke ruang kelas permanen yang dibangun BRR Nias, NGO/INGO dan lembaga nasional lainnya. Meskipun begitu, ribuan murid lainnya masih bersekolah di bawah tenda atau sekolah-sekolah darurat yang tersebar di berbagai lokasi. Keadaan makin memprihatinkan karena hampir semua tenda dan sekolah darurat sudah lapuk dan bocor.<br />Keterangan ini disampaikan oleh Manajer Komunikasi dan Informasi Publik BRR Perwakilan Nias Emanuel Migo, hari Selasa (29/11) di Medan. Menurut Migo, kebutuhan pembangunan kembali sektor pendidikan jauh lebih besar, dibandingkan ketersediaan dana dan realisasi bantuan pendidikan dari berbagai lembaga donor. Ia menjelaskan, kerusakan gedung sekolah akibat bencana gempa bumi pada 28 Maret 2005, meliputi 723 gedung sekolah atau sekitar 90 persen gedung sekolah di Kepulauan Nias.<br />Sampai saat ini, BRR Nias telah membangun 34 SD, 14 SMP/MTS dan 3 SMA, atau setara dengan 10.000 siswa. Selain itu juga sedang membangun 88 SD, 8 SMP/MTS, 7 SMA/SMK dan 1 Perguruan Tinggi dan mendistribusikan 42.260 paket buku teks & buku perpustakaan.<br />Sementara itu NGO/INGO dan lembaga lainnya telah membangun 37 SD, 4 SMP dan 3 SMA, atau setara dengan 8.500 siswa. Lembaga-lembaga yang berpatisipasi dalam pembangunan sektor pendidikan ini antara lain, WVI, LPAM Nias, Lazarus, TPI, Rotary Club, Lions Club, Yayasan Tanoto, PT Angkasa Pura, Banpres, GIS, BNI, GKII dan Keuskupan Sibolga.<br />Unicef telah mendistribusikan 200 sekolah tenda, mendistribusikan school kits untuk 130.000 anak, mendistribusikan 192.454 paket buku teks dan memberikan bantuan peralatan sekolah dan fasilitas air bersih untuk 160 sekolah dasar.<br />Karena dana yang terbatas, BRR Nias memprioritaskan pembangunan gedung-gedung sekolah yang hancur total. Pengerjaannya pun bertahap, yaitu rata-rata membangun 3 ruang kelas pada setiap tahun anggaran.<br />“Untuk mengatasi kekurangan dana dan karena desakan kebutuhan, mengingat masih banyak siswa yang bersekolah di bawah tenda darurat yang sudah lapuk dan bocor, kami meminta agar berbagai lembaga yang telah memberikan komitmen bantuan bagi sektor pendidikan ini dapat segera merealisasikan rencana mereka. Kami juga mengkampanyekan komitmen lebih banyak dari berbagai lembaga nasional dan internasional terhadap pembangunan sektor pendidikan di Kepulauan Nias,” ujar Migo.<br /><br />Mendesaknya Realisasi Bantuan Pendidikan<br />Telah ada beberapa lembaga internasional yang memberikan komitmen untuk memberikan bantuan pada sektor pendidikan. “Meskipun bantuan-bantuan tersebut belum cukup mengatasi total kebutuhan yang ada, realisasi bantuan-bantuan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pemulihan sektor pendidikan Nias,” ujar Migo.<br />Lembaga PBB bidang bantuan pendidikan anak, United Nation Children Fund (Unicef) menurut rencana pada akhir tahun ini akan mulai membangun 42 sekolah dari total komitmen 160 sekolah. World Vision International (WVI) memberikan bantuan untuk 209 sekolah. Sedangkan International Migration Organization (IOM) memberikan bantuan bagi 43 sekolah.<br />World Bank dalam program Kecamatan Rehabilitation and Reconstruction Program (KRRP) membatu pembangunan 100 unit sekolah. Program kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri dan dilaksanakan bersama BRR Nias ini menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat (community-based approach) yang menurut rencana memulai pembangunan tahun 2007 dan akan berakhir tahun 2009.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1159785217126866332006-10-02T03:31:00.000-07:002006-10-02T03:33:37.140-07:00Restrukturisasi Organisasi BRR Perwakilan NiasKepala BRR Perwakilan William P. Sabandar mengumumkan resstrukturisasi organisasi BRR Perwakilan Nias pada rapat internal, Senin 02 Oktober 2006 di Kantor BRR Perwakilan, Gunungsitoli Nias.<br /><br />Menurut William, perubahan ini untuk menjawab tantangan-tantangan baru organisasi, yaitu meningkatnya pekerjaaan yang tidak sejalan dengan penguatan organisasi. Lemahnya pengawasan dan pengendalian berakibat pada tidak sejalannya komitmen pemberantasan KKN dengan kemampuan melakukan penindakan terhadap KKN.<br /><br />Restrukturisasi organisasi yang diumumkan dan mulai berlaku ini berupa, pembentukan dua distrik, yaitu Distrik Nias dan Distrik Nias Selatan dan 4 kepala bidang setingkat direktur yang membawahi manager-manager.<br /><br />Kepala Perencanaan dan Pengendalian dijabat oleh T. Nirarta Samadhi (Koni) dan Kepala Sekretariat dijabat oleh Doddy Hanggodo. Kepala Distrik Nias dijabat oleh Siduhu Aro Dachi dan Kepala Distrik Nias akan ditentukan kemudian.<br /><br />Perubahan struktur organisasi juga terjadi pada kemanejeran. Untuk bidang perencanaan dan pengendalian membawahi 5 kemanejeran. Kepala sekretariat membawahi 5 manejer. Sedangkan Kepala Distrik Nias dan Nias Selatan, masing-masing membawahi 4 manejer.<br /><br />William mengharapkan agar dalam waktu dekat para direktur membuat penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing manejer.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1158846851992947122006-09-21T06:50:00.000-07:002006-09-21T06:54:12.013-07:00Musyawarah Desa/Orahu untuk Rekonstruksi NiasBRR Perwakilan Nias mendorong diadakan musyawarah desa atau Orahua dimana masyarakat dan pemerintahan desa bersama-sama membicarakan dan memutusan proses pembangunan di desa mereka. Melalui musyawarah desa atau Orahua, masyarakat bersama pemerintahan desa dapat berpartisipasi secara langsung dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi.<br /> “Keputusan Musyawarah Desa atau Orahua yang melibatkan semua unsur masyarakat desa bersama-sama pemerintahan di tingkat desa, akan diterima BRR sebagai kebijakan untuk dilaksanakan”, demikian ujar Kepala BRR Perwakilan Nias William Sabandar, saat menghadiri kegiatan Orahua di Desa Orahili Fau, Kec. Teluk Dalam Nias Selatan, Jumat 15 September 2006.<br /> Menurut William, bantuan yang diberikan oleh BRR bukan untuk memecah belah masyarakat, tetapi untuk membangun dan memperkuat masyarakat. “Masyarakat Nias dan Nias Selatan memiliki budaya dan kearifan sosial yang tinggi yang dapat memecahkan berbagai persoalan dalam pembangunan”, demikian William.<br /> Kegiatan Orahua ini dihadiri oleh ratusan warga, tokoh adat dan Kepala Desa Orahili Fau. Selain itu turut hadir Camat Teluk Dalam F. Sarumaha, Wakil Ketua DPRD Nias Selatan Martalena Duha dan beberapa anggota DPRD Nisel lainnya. Sedangkan dari BRR, selain William Sabandar, juga hadir Kepala Perencanaan dan Pengendalian Koni Samadhi, Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi Emanuel Migo dan personel PIC BRR Perwakilan Nias.<br /> Selain di Desa Orahili Teluk Dalam, kegiatan musyawarah desa juga telah dilaksanakan di Desa Lawira Satua Kecamatan Lotu Nias, pada Rabu (13/9). Di desa ini William Sabandar dan rombongan menyaksikan musyawarah desa yang dihadiri oleh masyarakat, Kepala Desa F. Nazara dan Camat Lotu Darwis Zendrato dan anggota DPRD Nias Adrianus Zega, ST.<br /> Masyarakat Desa Lawira Satua mempersoalkan pendataan rumah serta kualitas bangunan rumah yang dilaksanakan kontraktor. Musyawarah Desa yang difasilitasi oleh Bambang Irawan dari UN-HABITAT Nias ini memutuskan untuk mengadakan musyawarah desa lanjutan guna menetapkan siapa-siapa yang berhak mendapatkan bantuan rumah dari BRR.<br /> William Sabandar menyampaikan pentingnya musyawarah desa secara terbuka untuk memutuskan siapa yang layak mendapat bantuan rumah BRR. Selain itu, ia menekankan pentingnya pengawasan masyarakat terhadap proses rekonstruksi perumahan. Untuk itu ia meminta agar daftar penerima rumah ditempel di balai desa beserta gambar design rumah dan spesifikasi bangunan.<br />Pada kesempatan ini William juga memerintahkan kontraktor segera memperbaiki bangunan rumah yang tidak sesuai spesifikasi di desa tersebut dan menegaskan masyarakat berhak menolak, jika rumahnya dibangun asal jadi oleh kontraktor.<br /> Rombongan BRR dipimpin William Sabandar dan sejumlah wartawan juga menghadiri pertemuan masyarakat di Desa Dekha Kec. Mau Nias pada Kamis (14/9). Rombongan, termasuk Kasatker Jalan Kab. Nias Mesakhi Zebua, Camat Mau D. Hulu dan anggota DPRD Nias Yamunaha Gulo, Koni Samadhi, Emanuel Migo dan staf PIC Yurisman Laia berjalan kaki mendaki bukit sepanjang 6 km untuk menuju tempat pertemuan. Masyarakat Desa Dekha Kecamatan Mau menghendaki bantuan pembangunan jalan sebagai prioritas di daerah Kecamatan Mau. <br />Pada rangkaian musyawarah desa ini BRR juga mensosialisasikan 4 (empat) Prosedur Tetap (Protap) sektor Perumahan, yaitu Protap Penentuan Bantuan Rekonstruksi, Protap Penentuan Bantuan Rehabilitasi, Protap Pengawasan dan Protap Pengaduan Masyarakat.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1158053565593584722006-09-12T01:44:00.000-07:002006-09-12T02:32:45.623-07:00BRR Ikuti Rapat Dengar Pendapat di DPRD NiasBRR Perwakilan Nias menghadiri rapat dengar pendapat gabungan dengan DPRD Nias, Senin (11/9) di Gedung DPRD Nias, Gunungsitoli Nias. Dalam rapat dengar pendapat ini BRR Nias menyajikan berbagai perkambangan rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias. Selain itu, kesempatan ini juga digunakan untuk mensosialisasikan empat (4) prosedur standar (Protap) sektor perumahan, yaitu protap pendataan bantuan rekonstruksi, protap pendataan bantuan rehabilitasi, protap evaluasi dan protap penanganan pengaduan masyararakat.<br /><br />Selain BRR Nias yang terdiri dari Kepala Perwakilan, manajer dan Kasatker, juga hadir anggota dan pimpinan DPRD Nias, Bupati dan Wakil Bupati Nias serta para camat se-kab. Nias.<br /><br />William Sabandar dalam kesempatan ini menyatakan pemerintah dan pemerintahan kabupaten adalah mitra strategis dalam rehabilitasi dan rekonstruksi. "Untuk masa mendatang kami menginginkan agar pemerintah dan Pemkab berada di depan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. BRR berada di belakang sebagai pendukung", demikin William.<br /><br />Menanggapi kritikan terhadap staf BRR di lapangan yang terkesan kurang mau berkoordinasi dengan aparat pemerintahan, Willy menyampaikan permohonan maaf. "Tindakan seperti itu jelas bukan sikap yang diharapkan dan tidak sesuai dengan visi dan misi BRR yang mengutamakan pendekatan dan pelibatan komunitas atau biasa kami sebut "community based approach", demikian ujar Willy.<br /><br />Orang nomor satu di BRR ini menyatakan bahwa memang ada masalah dimana terjadi bias antara pesan di atas dengan tindakan di lapangan. Untuk itu ia meminta peran serta pemerintah dan Pemkab Nias untuk membantu mengawasi pelaksanaan di lapangan.<br /><br />William menegaskan, BRR akan mengambil tindakan tegas kepada mereka yang melakukan pelanggaran. Sampai saat ini BRR telah mengganti 4 Satker dan bersama SAK dan Polisi sedang memproses beberapa kasus pelanggaran atau berindikasi KKN.<br /><br />Bupati Nias Binahati Baeha menyatakan bahwa Pemkab memposisikan diri sebagai pengawal kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, agar lebih maksimal. Ia mengakui ada kemajuan pada tahun ini dimana perencanaan BRR menjadi bagian dari perencananaan Pemkab. Binahati berharap, melalui sekretariat bersama, kerjasama dalam perencanaan dan kontrol terjalin lebih baik pada masa mendatang.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1153220518894691072006-07-18T04:00:00.000-07:002006-07-18T04:01:58.896-07:00Uni Eropa dan Bank Dunia Memuji Rekonstruksi AcehUni Eropa dan Bank Dunia Memuji Rekonstruksi Aceh<br /> <br />Sumber: The Jakarta Post, 14 Juli 2006 ( M. Taufiqurrahman )<br /> <br />Uni Eropa dan Bank Dunia memuji perkembangan upaya rekonstruksi di NAD dan Nias yang luluh lantak akibat gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2004 lalu, dan menyatakannya lebih unggul bila dibandingkan dengan upaya serupa di negara bagian Louisiana setelah diterjang Badai Katrina.<br /> <br />Pejabat resmi Uni Eropa dan Bank Dunia menjelaskan, meskipun terkendala banyak masalah berkaitan dengan logistik, namun BRR NAD-Nias telah mengelola akses terhadap kebutuhan paling dasar untuk korban tsunami Desember 2004 dan korban gempa bumi yang terjadi di Nias pada bulan Maret 2005.<br /> <br />?Ketika Anda mengamati proses rekonstruksi di mana saja, Anda akan berpendapat bahwa yang dilakukan oleh BRR sangat baik, terutama jika dibandingkan dengan proses rekonstruksi serupa yang sedang berlangsung di Louisiana,? kata Koordinator Bidang Pengembangan Sosial Bank Dunia, Scott Guggenheim, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta baru-baru ini.<br /> <br />Scott menambahkan bahwa selain negara bagian Louisiana dimana proses pembangunan kembali daerah yang mengalami kerusakan terparah yakni New Orleans dan wilayah sekitarnya telah dimulai setelah bencana di bulan Agustus 2005, negara lain di Timur Tengah dan Asia saat ini masih dalam proses rekonstruksi akibat bencana gempa bumi baru-baru ini.<br /> <br />Meskipun DPR RI telah memberikan kritik keras terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias yang dinilai lamban, Guggenheim mengatakan sangatlah berlebihan mengharapkan BRR melampaui kinerja dan hasil pekerjaannya saat ini mengingat permasalahan logistik yang dihadapi dua wilayah tersebut.<br /> <br />?Semua orang akan sangat bahagia jika bisa memiliki 120.000 unit rumah dalam kurun waktu enam bulan. Di Nias, dimana semen yang merupakan material utama rekonstruksi bahkan harus diangkut dengan sepeda motor, sangatlah mustahil mengharapkan 10.000 unit rumah akan selesai dibangun hanya dalam jangka waktu setahun.?<br /> <br />Guggenheim menambahkan, rekonstruksi Aceh lebih baik bila dibandingkan dengan negara lain yang mengalami bencana serupa dalam kaitannya dengan upaya mencegah korupsi terhadap dana bantuan. ?Sejauh ini hanya 1% dari dana rekonstruksi yang tidak jelas penggunaannya. Kita juga tahu kasus di Louisiana dimana jumlah dana yang disalahgunakan mencapai 2 milyar dolar,? ungkapnya.<br /> <br />Ketua Delegasi Uni Eropa, Jean Breteche, menyampaikan pujian serupa, ?Saya harus mengakui bahwa pekerjaan mereka (BRR, red.) di Aceh dan Nias sangat baik.?<br /> <br />Selanjutnya Breteche menambahkan bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun hingga kondisi kehidupan dan pembangunan ekonomi masyarakat benar-benar pulih.<br /> <br />Setelah bekerja selama setahun, BRR telah membangun 41.734 unit rumah dari rencana membangun 120.000 unit. BRR juga diharuskan untuk merehabilitasi 80.000 unit rumah yang mengalami kerusakan sebagian akibat gempa dan tsunami. BRR berencana menyelesaikan pembangunan 78.000 unit rumah pada akhir tahun 2006, dan menyelesaikan seluruh proyek perumahan pada akhir tahun 2007.<br /> <br />Multi Donor Fund , termasuk di dalamnya Uni Eropa dan Bank Dunia, selama setahun lalu telah berhasil membangun 2.800 unit rumah, 1.000 km ruas jalan, 400 jembatan dan telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 24.500 orang. Multi Donor Fund telah berkomitmen untuk memberikan bantuan sejumlah 550 juta dolar untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh-Nias, dan hingga saat ini telah mengalokasikan sejumlah 392 juta dolar untuk berbagai proyek rekonstruksi.<br /> <br />Staf Ahli BRR, Bima Haria Wibisana menjawab kritik yang ditujukan terhadap lambannya fase rekonstruksi dan buruknya kualitas rumah dengan mengatakan bahwa DPR RI hanya melihat hal ? hal yang ingin mereka lihat. ?Dua tempat yang menjadi tujuan utama kunjungan kerja anggota DPR RI adalah Calang dan Ulee Lheue dimana proses rekonstruksi justru baru dimulai disana.?BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1153220398898664022006-07-18T03:57:00.000-07:002006-07-18T03:59:58.906-07:00EU, World Bank laud Aceh reconstructionEU, World Bank laud Aceh reconstruction<br />M. Taufiqurrahman , The Jakarta Post, Jakarta<br />The European Union and the World Bank praised Thursday progress in the reconstruction of tsunami-hit Aceh, terming it superior to disaster recovery efforts in Louisiana after Hurricane Katrina.<br />Top officials from the EU and the World Bank said that despite massive logistical problems, the Aceh-Nias Rehabilitation and Reconstruction Agency (BRR) managed to deliver much-needed basic facilities for the survivors of the December 2004 disaster as well as an earthquake in Nias in March 2005.<br />"When you look at reconstruction elsewhere, they (the BRR) are doing pretty well, especially if you look at what is going on in Louisiana," the World Bank's sector coordinator for social development, Scott Guggenheim, told a press conference.<br />He said that aside from Louisiana -- where rebuilding in heavily affected New Orleans and its suburbs has begun to pick up from the August 2005 disaster -- other countries in the Middle East and Asia were still in the process of reconstruction from recent quake disasters.<br />Although national legislators have criticized the slow pace of rebuilding, Guggenheim said it would be too much to expect the BRR to top its present achievements given the logistical problems of the two areas.<br />"Everyone would be happier if they could have 120,000 houses in six months. In Nias, where cement has to be carried on the backs of motorcycles, it is ridiculous to hope for the building of 10,000 houses within a year."<br />Guggenheim also said the Aceh reconstruction fared better than other countries hit by disasters in preventing corruption of aid.<br />"So far, only 1 percent of the reconstruction fund is unaccounted far, but we learned that in Louisiana the amount of funds that was misused was US$2 billion," he said.<br />The European Union's head of delegation, Jean Breteche, also lauded the effort. "I must say that the work here is quite good."<br />Breteche said that it would take years for living and working conditions and economic development to be fully restored.<br />After one year of reconstruction efforts, the BRR has managed to build 41,734 houses of the targeted 120,000. The BRR is also required to reconstruct 80,000 houses that were partly damaged by the quake and tsunami that struck Aceh on Dec. 26, 2004.<br />The BRR is planning to build 78,000 houses by year's end, with its housing projects expected to be completed by the end of 2007.<br />The Multi Donor Fund, which includes the EU and the World Bank, has in the last one year completed the construction of 2,800 houses, 1,000 kilometers of roads and over 4,00 bridges, and created jobs for more than 24,500 people.<br />The fund has pledged $550 million for reconstruction in Aceh and Nias, and already allocated $392 million for various reconstruction projects.<br />Senior adviser to the BRR chief Bima Aria Wibisana responded to the criticism of the pace of reconstruction and the quality of the homes by saying lawmakers only wanted to see what they wanted to see.<br />"Two favorite places that the legislators like to visit are Calang and Ulee Lhuele, where reconstruction work is just starting," Bima said.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1152965947328830972006-07-15T05:16:00.000-07:002006-07-15T05:19:07.330-07:00Penanganan PengungsiJumlah pengungsi, yang didata pada Oktober 2005 berjumlah 2023 KK, tersebar di 42 Posko di Nias dan Nias Selatan.<br /><br />Sejak Oktober sampai Juni 2006 sudah dilakukan upaya-upaya, antara lain: membangun rumah permanent, merehabilitasi rumah dan memberikan rumah sementara (Termporary Shelter).<br /><br />Rumah sementara yang telah dibangun, sampai dengan Juni 2006 sebanyak 399 unit, di Lahewa, Pramuka Gunungsitoli, Islamic Center (Olora) Gunungsitoli, sebagian tersebar di rumah-rumah sekitar Gunungsitoli, Bawolato, Mandrehe, Sirombu dan Teluk Dalam. Sedangkan sekitar 700 unit rumah permanent telah dibangun oeh BRR dan NGO khusus bagi para pengungsi. Sisa pengungsi sebagian pindah ke rumah keluarga, menunggu pembangunan rumah permanent.<br /><br />Saat ini pengungsi yang tinggal di tenda adalah sebanyak 334 KK, terdiri dari 85 KK di Gunungsitoli dan 249 KK di Teluk Dalam. Untuk 85 KK pengungsi di Gunungsitoli, ada 33 KK tidak bersedia pindah dari tenda pengungsian, sampai mereka mendapatkan rumah permanent. Dan di Teluk Dalam ada yang menyatakan tidak bersedia pindah sebanyak 100 KK.<br /><br /><strong>Gunungsitoli, Nias</strong><br />BRR saat ini sudah menyiapkan 137 rumah bagi pengungsi yang tidak mempunyai lahan/rumah sendiri. Saat ini sedang dibangun di Olora 28 unit, Dahana 109 unit. Pemda sudah mnyediakan tanah untuk tambahan rumah, kurang lebih 2 hektar di Sisarahili Gunungsitoli, yang bias menampung rumah sebanyak kurang-lebih 60-70 unit.<br /><br /><strong>Teluk Dalam<br /></strong>Pengungsi di Teluk Dalam berjumlah 249 KK yang menyebar di 8 lokasi. Dalam waktu singkat, BRR bersama IFRC akan membangun 119 unit rumah sementara. Sekitar 60 unit lagi akan dibangun oleh UNHABITAT.<br />Lokasi yang dipakai adalah tanah Pemda Nisel di Desa Hiliana’a, km 2 Teluk Dalam. Untuk menuju ke lokasi perumahan sementara, BRR telah membangun jalan akses sepanjang 840 meter. Juga telah berdiri 20 unit rumah sementara.<br /><br />Sedangkan untuk Pengungsi Bawolato, terdapat 50 KK. Semula tenda mereka tinggal di tenda depan Kantor Kecamatan Bawolato. Sekarang semuanya telah pindah ke rumah sementara di lapangan bola belakang kantor kecamatan.<br />Pengungsi Bawolato berasal dari kawasan yang terendam air setelah terjadi gempa, di daerah pantai timur sekitar Idanagawo dan Bawolato, yaitu Desa Bozihona, Tagaule dan Botohaenga.<br /><br />Untuk sementara waktu, BRR menyediakan program sewa rumah untuk pengungsi yang di tenda bagi yang bersedia. BRR menyiapkan dana sewa kamar untuk para pengungsi. Ini sebagai cara sementara untuk membantu para pengungsi sambil menunggu selesainya pembangunan rumah sementara dan permanent.BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31164396.post-1152965666853712572006-07-15T05:02:00.000-07:002006-07-15T05:14:26.863-07:00Rekonstruksi Bandara Binaka & Lasondre<p>Bandara Binaka adalah satu-satunya akses masuk melalui udara ke Nias. Kelas IV, tanpa lampu pendaratan (pendaratan visual). Selama ini hanya bisa untuk pendataran pesawat CN235 atau sejenisnya.</p><p>BRR pada tahun 2005 melakukan pelapisan ulang landasan dengan hotmix sepanjang 1350 x 30 meter. Selain itu pelapisan taxiway dan apron. Selain itu juga perbaikan power house dan rehab gedung terminal penunpang.<br />Untuk tahun 2006, perpanjangan landasan sepanjang 250 meter ke arah run way 09 (ke arah bukit).</p><p>Kontrak sudah ditandatangani dan sekarang mulai pekerjaan fisik, yaitu pengukuran awal dan pembuatan Direksi Kit.<br />Pada tahun 2006 BRR juga melakukan studi rancangan teknik terinci (RTT) fasilitas sisi darat.</p><p>RTT ini diproyeksikan sebagai dasar untuk pembangunan terminal penumpang, tower, fasilitas navigasi, parkir, dan lain-lain.<br />Dengan selesainya pengerjaan proyek tahun 2006, diharapkan Bandara Binaka bisa didaratin Foker 27 atau sejenisnya.<br />Tahun 2007 menurut rencana akan ada perpanjangan landasan ke arah run way 27 (arah laut). Proyeksi untuk pesawat boeing 737.<br />Untuk pengembangan lebih lanjut membutuhkan biaya untuk pembangunan terminal penumpang, tower dan peralatan navigasi.</p><p><strong>Bandara Lasondre<br /></strong>Bandara Lasondre terletak di Pulau-Pulau Batu Kec. Pulau Tello Kab. Nias Selatan. Andara ini adalah jenis bandara perintis, yang biasa didaratin oleh pesawat CN 235 atau sejenisnya.</p><p>Tahun 2005 BRR mengadakan rekonstruksi dengan pelapisan landasan dengan kolakan (hotmix manual).<br />Untuk tahun 2006 BRR melakukan pekerjaan lapis ulang lanjutan sepanjang 950 meter x 30 meter. </p><p>Progress kontrak sudah ditandatangani dan dalam dalam prosess pekerjaan fisik, dimana Direksi Kit mencapai 90 persen dan saat ini sedang dilakukan pengukuran awal.</p><p>Untuk tahun 2005 pekerjaan pelapisan landasan dengan kolakan sedang dalam proses evaluasi teknis oleh Tim Dirjen Perhubungan Udara dan Tim Teknis BRR NAD-Nias. Hasil evaluasi sementara di lapangan ditemukan bahwa pekerjaan dimaksud tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Antara lain terdapat alur bekas roda pesawat pada permukaan landasan, permukaan landasan dilapis dengan sand sheet, dan lain-lain. <br /><br />BRR telah meminta penyedia barang dan jasa yang mengerjakan proyek tahun 2005 ini untuk segera melakukan lapis ulang untuk pekerjaan dimaksud, guna menunjang keselamatan penerbangan.<br /><br />BRR hinnga kini belum membayar penuh dana anggaran pekerjaan dimaksud, hingga pekerjaan perbaikan selesai dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis.<br />Untuk itu maka pada tahun anggaran 2006, penyedia barang dan jasa pada tahun anggaran 2005 dengan kompetensi rendah ini tidak dikutkan lagi. </p>BRR Perwakilan Niashttp://www.blogger.com/profile/12181093789090197409noreply@blogger.com0